04 Agustus 2009

Mengapa ada binatang Unta berpunuk dua? (Jawaban Teka-teki/kuis)




إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

Saudara-saudara yang berbahagia. Sebelum saya menyampaikan kunci jawaban atas teka-teki atau kuis saya: “Mengapa ada binatang unta berpunuk dua?” Ada baiknya kita mengorbankan sedikit waktu untuk memberi makan akal kita dengan sedikit ilmu.

Pada dasarnya jatah umur manusia itu, akan dihabiskan dalam tiga urusan, yaitu:
a. Urusan yang bermanfaat;
b. Urusan yang mudharat; dan
c. Urusan yang sia-sia, tidak bermanfaat dan juga tidak mengandung mudharat,
tetapi menghabiskan umur kita.

Sebagai manusia yang berakal sehat sudah semestinya kalau kita selalu mengarahkan semua urusan kita kepada urusan yang mengandung manfaat. Salah satu urusan yang manfaatnya sangat besar adalah menuntut ilmu.
Rosulullah Muhammad SAW bersabda: “Mendatangi majelis ilmu, pahalanya lebih baik daripada mengerjakan sholat sunat 1000 rokaat”. Jadi kalau ada siswa atau mahasiswa yang malas belajar, tetapi malah menghabiskan waktunya untuk urusan selain belajar, itu pertanda bahwa pemahaman dan keyakinannya terhadap manfaat dari ilmu yang sedang ditekuninya itu masih sangat kurang.

Saudara-saudaraku yang berbahagia. Allah berfirman di dalam QS Ali-Imron: 190 sd. 191:

190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Menyadari akan kebenaran ayat di atas, saya berlindung kepada Allah dari perbuatan yang sia-sia. Termasuk niatan awal saya dalam menulis teka-teki atau kuis di ‘Facebook’, bukanlah perbuatan iseng tanpa tujuan. Saya yakin seyakin-yakinnya, jawaban standart dari teka-teki atau kuis saya pasti mudah ditebak. Jagad informasi modern menyediakan hampir semua jawaban dari permasalahan dan pertanyaan yang dicari manusia. Tetapi sayangnya, saya menginginkan jawaban yang bukan standart. Buang-buang waktu saja, menanyakan sesuatu yang sudah jelas jawabannya.

Saudaraku yang dirahmati Allah. Munculnya gagasan untuk membuat teka-teki atau kuis tersebut adalah didorong oleh keprihatinan saya terhadap perilaku para muslimin dan muslimah, khususnya dalam mereaksi ancaman 3 F, yang potensial menjadi penyebab kaum muslimin dan muslimah menghabiskan umur dan harta untuk sesuatu yang mudharat dan sia-sia. Ancaman 3 F yang saya maksud adalah:
1. Food, makanan;
2. Fashion, busana/pakaian;
3. Fun, hiburan/kesenangan/hobby/entertainment.

Pada era kebebasan memperoleh dan menyebarkan informasi sekarang ini. Seringkali terjadi ‘tuntunan’ menjadi ‘tontonan’, sebaliknya ‘tontonan’ menjadi ‘tuntunan’. Sering saya bertanya kepada pemirsa dan pendengar suatu majlis pengajian tentang kesan mereka terhadap isi pengajian yang mereka ikuti. Mereka menjawab senang jika ustadznya atau kyainya lucu, jenaka, ganteng atau cantik. Mereka menjawab kurang senang bila ustadz atau kyainya monoton, kurang improvisasi dan mbosenin. Padahal perihal yang disampaikan sama yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dalam hal ini ‘tuntunan’ disikapi sebagai ‘tontonan’. Semakin bisa menghibur, maka dinilai semakin baik.

Pada sisi lain Islam secara jelas (sejelas perbedaan malam dengan siang), memberikan batasan tentang halal atau haram, boleh atau tidaknya seorang muslimin dan muslimah dalam memanfaatkan makanan, pakaian dan hiburan, faktanya kita sekarang sulit membedakan seseorang itu muslimin / muslimah dengan yang non-muslimin/non-muslimah hanya berdasar makanan, pakaian dan hiburannya. Kebanyakan dari kita mirip satu dengan yang lainnya karena menganggap ‘tontonan’ menjadi ‘tuntunan’. Perilaku dari sebagian kaum muslimin dan muslimah semakin konsumerisme dan pragmatisme. Iklan menjadi ‘trend center’ dari gaya kehidupan sehari-hari, sehingga mengurangi daya kritis kita terhadap sesuatu itu halal atau haram, boleh dilakukan atau terlarang.

Saudaraku yang telah sabar menanti jawaban. Inilah salah satu contoh produk iklan yang perlu dikritisi:
Ada sebuah alat yang diiklankan di TV (sengaja tidak saya sebutkan barangnya). Iklan menyebutkan bahwa apabila alat tersebut dipakai dalam waktu 2 bulan mampu menaikkan bokong 1,5 cm hingga 2 cm. Pertanyaannya: “Apabila seseorang memakai produk tersebut setiap hari, seumur hidupnya, bokongnya naik sampai di mana?”.

Binatang Unta berpunuk dua, kemungkinan sejak lahir memakai alat tersebut. Sehingga kedua punuknya itu sebenarnya adalah bokong Unta yang terangkat naik ke punggung karena keajaiban alat tersebut. Dan itulah jawaban dari teka-teki atau kuis saya.

Mohon maaf, karena tidak ada yang menjawab benar sesuai dengan standart saya, maka semua jawaban dinyatakan salah. Tetapi jangan khawatir. Saya tetap memberikan hadiah pulsa kepada peserta teka-teki atau kuis yang saya anggap unik. Hanya jumlahnya tidak Rp.100 ribu perorang.

Para “faceBooker” yang beruntung adalah:
1. Krisjentha, karena yang paling cepat memberikan jawaban. Siapa cepat dia dapat.
2. Na Ne, jawabannya paling kreatif dan memberikan informasi tentang sumber belajarnya, sehingga merangsang orang untuk ingin tahu.
3. Oxsy Giandi, yang ngotot menjawab walau masa untuk menjawab teka-teki atau kuis sudah berakhir. Saking ngototnya, saya sedang workshop di Batu, Malang, disms untuk minta tenggang waktu menjawabnya.

Kepada yang beruntung tolong segera kirimkan no. HP Anda ke no. HP saya seperti yang tercantum pada profil ‘FaceBook’ saya. Kepada yang belum beruntung saya ucapkan terima kasih telah ikut berpartisipasi dalam menambah pengetahuan dengan cara jenaka.